Jumat, 29 Maret 2013

Mengenal Lebih Dekat Firqah Syi'ah An-Nushairiyyah

Firqah Nushairiyyah merupakan salah satu dari kelompok Bathiniyah. Firqah ini muncul pada abad ke-3 Hijriyah, merupakan sempalan dari kelompok Syiah Imam Duabelas.

Firqah ini layaknya musuh-musuh Islam lainnya, selalu mengintai barisan kaum Muslimin dan tidak pernah melewatkan kesempatan untuk mengganggu kaum Muslimin dengan tanpa rasa belas kasihan. Bahkan mereka berkeyakinan, apa yang mereka lakukan akan mendapatkan pahala. Semakin besar gangguan yang mereka munculkan, akan semakin besar pula pahala yang akan mereka dapatkan.
Contoh nyata yang telah mereka lakukan adalah apa yang terjadi di daerah Libanon dan Suriah. Mereka telah membantai banyak orang yang tidak berdosa baik pria, wanita maupun anak-anak. Sebelumnya, mereka juga telah membantu pasukan Tartar dan Kaum Salib untuk menyerang kaum Muslimin dengan cara yang sangat keji.
PENDIRI DAN SEBAB TERPISAHNYA MEREKA DARI KELOMPOK SYI’AH
Kelompok ini dinisbatkan kepada pimpinan mereka yang bernama Muhammad ibn Nusairi an-Numair, Abu Syuaib, berasal dari Persia. Sebelumnya ia dari kelompok Syi’ah Imam Duabelas. Kemudian melepaskan diri, karena perselisihan dalam masalah penetapan adanya sifat seorang “bab” dalam dirinya. Istilah “bab” adalah, seseorang yang dianggap menjadi penghubung antara manusia dengan para imam yang tersembunyi dalam kelompok Syi’ah.
Dia telah mengaku, dirinya merupakan pintu untuk menuju Imam Mahdi yang ditunggu-tunggu. Akan tetapi para imam Syi’ah tidak mengakui pengakuannya tersebut, lantas iapun melepaskan diri dari kelompok Syi’ah dan membuat kelompok sendiri, serta menjadi pimpinan sampai meninggalnya pada tahun 270 H.

NAMA-NAMA LAIN FIRQAH AN-NUSHAIRIYYAH
Kelompok ini mempunyai beberapa nama. Ada yang mereka benci, dan ada yang mereka sukai. Nama-nama tersebut antara lain :
  • An Nushairiyyah.
Nama ini lebih banyak dikenal. Walaupun demikian, para pengikut Nushariyyah tidak menyukainya. Di antara yang menjadi penyebabnya ialah, keinginan mereka untuk menghilangkan kesan fanatisme yang ada dan permusuhan dari firqah-firqah lain.
  • Al ‘Alawiyyun.
Alawiyyun adalah nama yang mereka sukai, dan mereka berharap kelompoknya terus disebut dengan nama ini.
  • Surah Kaaf.
Nama ini berasal dari orang-orang Turki. Sehingga dengan berjalannya waktu, kemudian manusia lebih mengenalnya dengan nama ini. Yang dalam bahasa Turki artinya yang disingkirkan atau digiring.
  • An-Numairiyyah
Dinisbatkan kepada Muhammad ibn Nushair an-Numairi.
Masih ada lagi nama-nama selain yang disebutkan tersebut, yang berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya, misal: Ali Ilahiyyah di daerah Persia, Turkistan dan Kurdistan.

AQIDAH YANG RAHASIA
Para pengikut Nusairiyyah ini menganggap, agama atau kelompok mereka merupakan suatu rahasia besar yang tidak boleh diketahui atau disebarkan selain dari kalangan mereka sendiri. Mereka menetapkan peraturan, orang yang berani menyebarkan sedikit saja tentang akidah mereka, maka hukumannya dibunuh dengan cara yang paling berat.
Hukuman ini pernah terjadi atas Sulaiman al-Adhani, anak dari salah satu pimpinan Nushairiyyah di wilayah Adhnah yang berhasil dikristenkan oleh para misionaris Amerika. Sulaiman al-Adhani telah menulis kitab tentang seluk-beluk dan rahasia kelompok ini, berjudul al-Bakurah as-Sulaimaniyyah, yang kemudian dicetak oleh para misionaris di Beirut.
Sampai akhirnya ia diminta oleh keluarganya untuk datang kepada mereka dengan berbagai cara dan bujuk rayu. Tatkala mereka telah mendapatkannya, maka mereka membakarnya hidup-hidup. Mereka juga mati-matian untuk menarik kembali buku yang telah menyebar, sehingga hampir tidak dijumpai buku yang menyebutkan ajaran mereka itu.
Di antara yang tertulis dalam kitab tersebut, sebagaimana ditulis oleh Muhammad Farid dan kakeknya, Ghalib ‘Awaji, antara lain ialah:
  • Pengakuan terhadap ketuhanan Ali.
Orang-orang di daerah utara mengatakan, Ali menyatu dengan bulan. Orang-orang Kalaziyah berpendapat, ia menyatu dengan matahari. Dengan demikian, mereka mengkultuskan matahari, bulan dan semua bintang-bintang yang ada.
  • Keyakinan mereka tentang menitisnya arwah.
Mereka mengatakan, arwah orang-orang yang shalih menitis pada bintang, sedangkan yang jahat akan menitis kepada tubuh binatang najis, seperti babi, kera dan sebagainya.
  • Kalimat rahasia
Kalimat rahasia yang ada pada mereka adalah tiga huruf. Yaitu huruf ‘ain, mim dan sin. Maksudnya adalah Ali, Muhammad dan Salman.
  • Kitab suci
Mereka memiliki kitab suci selain al-Qur‘an yang menjadi pedoman pokok. Sedangkan al-Qur‘an sebagai kitab sampingan belaka.
  • Akidah
Akidah mereka tidak ada kesamaan dengan yang lainnya. Baik animisme yang lama, ataupun dari Islam.

METODE PENGAJARAN DALAM MAZHAB MEREKA
1. Pengajaran kepada para wanita
Para wanita Nushairiyyah tidak diperbolehkan mempelajari rahasia-rahasia yang terdapat dalam mazhab. Mereka menganggap, wanita memiliki pikiran, akal dan kehendak yang sangat lemah.
Disamping itu, wanita dianggap lebik jahat dan memiliki banyak tipu muslihat dibandingkan kaum lelaki. Oleh karena itu, bisa dikatakan kaum wanita mereka tidaklah beragama, dan termasuk wanita-wanita yang sangat bodoh di dunia ini.

2. Pengajaran kepada para kaum lelaki
Karena aqidah yang ada pada mereka adalah paling jelek dan paling besar dalam kebatilan, maka dalam pembelajaran kepada pengikutnya juga tidak jauh berbeda. Banyak hal aneh dan merendahkan derajat mereka sebagai manusia dan kaum lelaki.
Tahap awal, tatkala ingin menuntut ilmu dari para guru, mereka harus memilih terlebih dahulu salah satu guru yang diinginkan, yang mereka sebut dengan “Bapak Rohani” atau “Bapak Agama”. Kemudian ditanamkan kepada murid tersebut rasa tunduk dan patuh kepada Sang Guru, dalam keadaan apapun. Seperti mayit di hadapan orang yang akan memandikannya.

Diantara syarat-syarat yang harus dilakukan dalam pembelajaran mereka antara lain :
  • Orang yang ingin belajar, disyaratkan harus berumur di atas 19 tahun.
  • Hendaknya belajar melalui tahapan-tahapan.
Tahap pertama, tahap orang jahil. Dalam tahap ini merupakan persiapan untuk memberikan pilihan kepada murid untuk menerima dan mengemban rahasia-rahasia mazhab.
Tahap kedua, tahap ta‘liq, yaitu sang murid mulai ditalkinkan dari ajaran yang ada. Terus demikian selama satu tahun atau dua tahun, sesuai petunjuk Sang Guru, sampai waktu yang ditentukan hingga murid ini siap untuk menerima tahap selanjutnya.
Tahap ketiga, yaitu tahap as sima‘. Ini merupakan tahapan tertinggi, yaitu mereka mulai mempelajari segala rahasia-rahasia dari ajaran mazhab. Terus demikian, menerima apa yang diajarkan Sang Guru, sampai akhirnya murid ini berhasil mencapai derajat guru mazhab.

KEYAKINAN PENTING DARI AN-NUSHAIRIYYAH
Keyakinan mereka bermacam-macam, ada yang nampak, dan banyak yang masih menjadi rahasia. Di antara keyakinan mereka yang nampak antara lain :

1. Menuhankan Ali
Mereka menyakini Ali adalah imam dalam bentuk lahirnya dan Tuhan dalam batinnya, yang tidak melahirkan dan tidak dilahirkan. Ali belum meninggal dan tidak terbunuh, tidak makan ataupun minum. Bahkan mereka mengatakan, Ali telah menciptakan Muhammad dan Muhammad menciptakan Salman al-Farisi. Adapun Salman telah menciptakan lima anak yatim yang ada pada mereka sebagai pengemban urusan di langit dan di bumi. Kelima orang tersebut adalah Miqdad, Abu Dzar, Abdullah ibn Ruwahah, Utsman ibn Mazhun dan Qunbar ibn Kaadan, dan seterusnya.

2. Menitisnya para makhluk (Reinkarnasi)
Ini merupakan keyakinan mereka paling penting. Hal ini, disebabkan meraka tidak beriman kepada hari akhirat, dengan adanya perhitungan dan pembalasan.
Naubakhti berkata,”Mereka adalah para pemilik perkataan akan adanya pergantian di muka bumi ini dan mengingkari hari Kiamat, kebangkitan dan penghitungan. Mereka menyangka, tidak ada tempat tinggal melainkan hanya di dunia saja. Menurut mereka, hari Kiamat adalah keluarnya ruh dari anggota badan dan masuknya ruh tersebut ke badan lainnya. Bila ia ruh orang yang baik, maka akan menjadi baik. Sebaliknya, bila ruhnya tersebut jahat, maka akan jelek pula.

3. Mengagungkan khamr
Mereka mensucikan khamr atau segala sesuatu yang memabukkan. Mereka memiliki anggapan sesat, bahwa Allâh berada jelas di dalam khamr. Dan untuk memuliakan khamr, mereka menyebut diri sebagai ‘abdu an-nur (hamba cahaya).

PERIBADAHAN NUSHAIRIYYAH
Sangat jelas terdapat perbedaan dengan kaum Muslimin dalam masalah ibadah. Dan ini wajar, karena ajaran Islam tidak akan sama dengan ajaran lainnya, meskipun dihiasi dengan tampilan Islam. Seperti penggunaan istilah-istilah Islam, semisal shalat, puasa, zakat, haji. Akan tetapi, istilah-istilah mereka tidak sama dengan apa yang dimaksud oleh ajaran Muhammad Shallallâhu 'Alaihi Wasallam.
Sebagai contoh, menegakkan shalat bagi mereka adalah, mengetahui dan menjunjung tinggi Amirul Mukminin. Puasa adalah larangan bercampur dengan istrinya sepanjang bulan Ramadhan saja. Haji menurut mereka merupakan perbuatan syirik dan penyembahan kepada berhala. Bahkan mereka juga dilarang untuk menggunakan nama sebagian para sahabat besar, semisal Abu Bakar, Umar.

SEMPALAN DAN PENYEBARAN NUSHAIRIYYAH
Firqah ini mempunyai banyak kelompok, antara lain :
  • al-Jaranah (dinisbahkan kepada desa Jiranah),
  • al-Kalaziah (yaitu setelah munculnya Yunus Kalazwi),
  • al Qamariyah (karena berpendapat Ali menitis di bulan),
  • al-Makhusiyah (dinisbatkan kepada pemimpin mereka Ali al-Makhus),
  • an-Nayashifah (dinisbatkan kepada pemimpin mereka yang berasal dari daerah Nishaf, Libanon).
Sebagian besar, mereka berada di daerah selatan dan utara Qatar, bagian barat Suriah. Juga didapati di daerah selatan Turki, daerah pinggiran Libanon bagian utara, Persia, Turkistan dan Kurdistan.
Telah banyak dari para pemimpin dan dai-dai Islam (seperti: Shalahuddin al-Ayyubi, az-Zahir Baibrus, Sultan Salim al-Utsmani, Ibrahim Basya, Sultan Abdul Hamid al-Utsmani dan sebagainya) yang berusaha mengajak mereka kembali kepada ajaran Islam yang benar, akan tetapi, mereka menolaknya, baik secara terang-terangan ataupun diam-diam.
Semoga kita selamat dari tipu daya dan pemikiran an-Nushairiyyah yang sesat ini.

Diringkas dari kitab Firaq Mu’ashirah Tantasibu ilal Islam wa Bayanu Mauqiful Islam Minha, oleh Dr. Ghalib ibn Ali A’waji,
Cet. V, 2005 M, al Maktabah al ‘Asriyyah az Zahabiyyah, Jeddah
(Majalah As-Sunnah Edisi 11/Tahun IX/1427H/2006M)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar