Senin, 15 Juli 2013

PENGKHIANATAN - PENGKHIANATAN SYIAH



Judul:Pengkhianatan - pengkhianatan Syiah
Penulis:DR. Imad Ali Abdus Sami
No ISBN:978-979-592-3374
Kategori:Referensi Sejarah & Tokoh
Cover:Soft Cover
Isi:216
Ukuran:13.5 x 20.5 cm
Berat:1000 gr
Harga:
Rp 35.000,00

Pemesanan 0878 8777 8027
Berbicara tentang Syiah (Rafidhah) serasa berbicara tentang sebuah realitas yang aneh. Dari sisi "genetik" kaum Syiah lahir dari rahim sejarah ummat Islam. Tetapi ekspresi dan eksplorasi kehidupan mereka, terpisah jarak amat jauh dari nilai-nilai standar Islam. Kalau bisa dikatakan, "Mereka itu teman, tetapi sekaligus musuh yang sangat sengit."

Sikap apriori kaum muslimin kepada Syiah, bukan tanpa alasan. Sejarah panjang selama ribuan tahun telah memberikan segudang pelajaran berharga. Betapa banyak darah tertumpah, air mata bercucuran, serta penderitaan perih menimpa umat Islam (Ahlus Sunnah), sebagai buah dari pengkhianatan-pengkhianatan ini. Syiah bertanggung-jawab atas kematian Husein bin Ali Radhiyallahu'Anhuma di Karbala; mereka mengkhianati Khalifah Harun Al Rasyid; mereka membukakan pintu bagi Holako Khan, Kaisar Tartar, untuk menghancurkan Daulah Abbasiyyah di Baghdad; mereka mengkhianati Shalahuddin Al Ayyubi; mereka memusuhi Daulah Saljuk dan Turki Utsmani; juga termasuk pengkhianatan Syiah modern berprilaku seperti muslim; namun dari sikap hati, mereka tak segan menikam, melibas, menindas, serta memporak-porandakan kehidupan umat Islam.

Buku Pengkhianatan-Pengkhianatan Syiah, karya Dr Imad Ali Abdus Sami' ini, merupakan dokumentasi berharga yang memuat catatan-catatan kelam seputar pengkhianatan-pengkhianatan kaum Syiah di panggung sejarah Islam. Perkaya wawasan Anda seputar dunia Syiah dengan buku ini!

Read More......

Jumat, 12 Juli 2013

Syi'ah Merubah Surat Al Ikhlas menjadi Surat Al Assad


Artinya : Katakan Dialah Allah Yang Maha Satu * Allah tempat meminta * Tidak menciptakan seperti Hafidz Asad * Dan tidak memimpin Syria * Kecuali Basyar Asad

Read More......

Rabu, 10 Juli 2013

Mengapa Saya Keluar dari Syi'ah (Buku)



Sayyid Hussain al-Musawi bukanlah satu nama yang asing di kalangan kaum/agama Syi'ah. Beliau adalah seorang ulama besar Syi'ah yang lahir di Karbala dan belajar di "Hauzah" sehingga memperolehi gelaran mujtahid daripada Sayyid Muhammad Hussain Ali Kasyif al-Ghitha'. Selain itu, beliau juga memiliki kedudukan yang istimewa di sisi ayatollah Khomeini (tokoh besar imam Syi'ah).

Setelah melalui pengembaraan spiritual yang cukup panjang, akhirnya beliau mendapat hidayah dari Allah. Beliau menemui begitu banyak sekali kesesatan dan penyimpangan di dalam ajaran Syi'ah yang selama ini beliau anuti. Beliau pun mengambil keputusan untuk keluar dari Syi'ah, beliau kembali ke jalan yang benar iaitu jalan Ahlus Sunnah wal-Jama'ah, dan kemudian beliau menulis buku ini demi membongkar segala kedustaan puak-puak dan imam-imam Syi'ah.

Buku ini adalah sebuah ungkapan jujur dari seorang bekas tokoh besar Syi'ah yang masih memiliki nama yang gah di tengah-tengah tokoh Syi'ah lainnya yang hidup mewah bergelumang dengan harta dan wanita sesuka hati dengan berdalihkan alasan agama secara batil.

Kemunculan buku ini ibarat halilintar yang merobohkan tembok pembohongan kaum Syi'ah selama ini. Dengannya kelompok Syi'ah diserang keporak-perandaan dan kacau bilau. Para imam-imam Syi'ah kebingungan untuk menyangkal!

Di antara kesesatan Syiah yang diungkap Sayyid Husain Al-Musawi adalah berkaitan dengan ajaran dan praktik nikah mut’ah (kahwin/nikah kontrak: atau sebenarnya adalah zina) yang dilakukan bukan saja oleh orang-orang Syiah kebanyakan, tetapi juga oleh tokoh-tokoh besar Syiah. Sayyid Hussain, kerana bukunya inilah kemudian mendapatkan ancaman bunuh dari kalangan Syiah. Sebelumnya, dia telah difatwa sesat dan menyesatkan bahkan murtad oleh Husain Bahrululum pada 20 Shafar 1421H di sarang Syiah terbesar, Najaf.

Memang, tokoh-tokoh Syiah yang berusaha meluruskan ajaran Syiah nyaris semua berakhir tragis. Sayyid Abul Hasan Al-Asfahani, Sayyid Musa Al-Musawi, Sayyid Ahmad Al-Kasrawi adalah pembesar-pembesar Syiah yang akhirnya dibunuh kerana berusaha meluruskan ajaran Syiah.

Berikut adalah kesaksian Sayyid Husain Al-Musawi tentang mut’ah yang dilakukan oleh pemimpin tertinggi Syiah sekaligus Pemimpin Revolusi Iran, Imam Ayatullah Khomeini, seperti yang ditulis Sayyid Husain dalam buku tersebut. Berkaitan dengan nikah mut’ah, Sayyid Husain menulis tentang beberapa kisah dari pembesar Syiah lainnya.

Beliau (penulis) antaranya berkata: Ketika Imam Khomeini tinggal di Iraq, kami ulang-alik berkunjung kepadanya. Kami menuntut ilmu daripadanya sehingga hubungan antara kami dengannya menjadi erat sekali. Suatu waktu disepakati untuk menuju suatu kota dalam rangka memenuhi undangan, iaitu kota yang terletak di sebelah barat Mosul, yang ditempuh kurang lebih satu setengah jam dengan perjalanan menaiki kereta. Imam Khomeini memintaku untuk pergi bersamanya, maka saya pergi bersamanya. Kami disambut dan dimuliakan dengan pemuliaan keluarga Syiah yang tinggal di sana. Dia telah menyatakan janji setia untuk menyebarkan paham Syiah di wilayah tersebut.

Ketika berakhir masa perjalanan, kami kembali. Di jalan saat kami pulang, kami melewati Baghdad dan Imam hendak beristirahat dari keletihan perjalanan. Maka dia memerintahkan untuk menuju daerah peristirahatan, di mana di sana tinggal seorang laki-laki asal Iran yang bernama Sayid Shahib. Antara dia dan imam terjalin hubungan persahabatan yang cukup kental.

Sayid Shahib merasa bahagia dengan kedatangan kami. Kami sampai ke rumahanya waktu Zuhur, maka dia membuatkan makan siang bagi kami dengan hidangan yang sangat luar biasa. Dia menghubungi beberapa kerabatnya dan mereka pun datang. Rumah menjadi ramai dalam rangka menyambut kedatangan kami. Sayid Shahib meminta kami untuk menginap di rumahnya pada malam itu, maka imam pun menyetujuinya. Katika datang maktu Isya’ dihidangkan kepada kami makanm malam. Orang-orang yang hadir mencium tangan Imam dan menanyakannya tentang beberapa masalah dan imam pun menjawabnya.

Ketika tiba saatnya untuk tidur dan orang-orang yang hadir sudah pada pulang kecuali tuan rumah, Imam Khomeini melihat anak perempuan yang masih kecil, umurnya sekitar empat atau lima tahun, tetapi dia sangat cantik. Imam meminta kepada bapa-nya, iaitu Sayid Shahib untuk menghadiahkan anak itu kepadanya agar dia melakukan mut’ah dengannya, maka si bapak menyetujuinya dan dia merasa sangat senang. Lalu Imam Khomeini tidur dan anak perempuan ada di pelukannya, sedangkan kami mendengar tangisan dan teriaknnya!

Yang penting, berlalulah malam itu. Ketika tiba waktu pergi kami duduk untuk menyantap makan pagi. Sang Imam melihat kepadaku dan di wajahku terlihat tanda-tanda ketidaksukaan dan pengingkaran yang sangat jelas, kerana bagaimana dia melakukan mut’ah dengan anak yang masih kecil, padahal di dalam rumah terdapat gadis-gadis yang sudah baligh, yang mungkin baginya untuk melakukan mut’ah dengan salah satu di antara mereka, tetapi mengapa dia melakukan hal itu dengan anak kecil?!

Dia berkata kepadaku, “Sayyid Husain, apa pendapatmu tentang melakukan mut’ah dengan anak kecil?”

Saya berkata kepadanya, “Ucapan yang paling tinggi adalah ucapanmu yang benar adalah perbuatanmu dan engkau adalah seorang imam mujtahid. Tidak mungkin bagiku untuk berpendapat atau mengatakan kecuali sesuai dengan pendapat dan perkataanmu. Perlu dipafami bahawa tidak mungkin bagi saya untuk menentang fatwamu.”
Dia berkata, “Sayid Husain, sesungguhnya mut’ah dengan anak kecil itu hukumnya boleh, tetapi hanya dengan cumbuan, ciuman dan himpitan peha. Adapun jima’, maka sesungguhnya dia belum kuat untuk melakukannya.”

Imam Khomeini berpendapat atas kebolehan melakukan mut’ah sekalipun dengan anak yang masih disusui. Dia berkata, “Tidak mengapa melakukan mut’ah dengan anak yang masih disusui dengan pelukan, humpitan paha (meletakkan kemaluan di antara dua pahanya) dan ciuman. (lihat kitabnya berjudul Tahrir al-Wasilah, 1/241, nomor 12).”
Naudzubillah tsumma naudzubillah...

Dapatkanlah buku ini... Sebuah karya monumental yang disusun penulis sebelum beliau dibunuh akibat kemarahan penganut Syi'ah.

Pemesanan sms 0878 8777 8027

Read More......

Sabtu, 06 Juli 2013

PERDAGANGAN SEX WANITA SYI'AH UNTUK DI MUT'AH



Kaum Syiah juga melakukan bisnis PERDAGANGAN SEX

di dalam buku Syiah "Mugni", yang ditulis oleh seorang tokoh Syiah Ali bin Husain bin Babaweyh Al Qummi, berisi tulisan sebagai berikut:

Dari Rasul-Allah: Jibril mengatakan kepada saya, "Ya Muhammad, Allah berfirman:" Aku akan mengampuni seorang wanita dari ummat yang telah melakukan Mutah dua kali. '"(" Mugni ", Ali bin Husain bin Babaweyh Al Qummi, )

di dalam Situs web Syiah yang populer, Al-Shia.com, terdapat tulisan berjudul " Tentang Hadiah untuk Melakukan Mutah." Web ini berisi Hadis tentang Mutah.

Di dalamnya, kita akan menemukan Hadis syi'ah berikut:

Seorang wanita yang memungkinkan melakukan Mutah dengan orang lain dia akan mendapati segala dosanya diampuni. Hal ini diriwayatkan oleh Imam Baqir bahwa Nabi berkata, "Ketika saya sedang dibawa ke surga selama Miraj (kenaikan), Jibril bertemu saya dan mengatakan, 'Wahai Muhammad, Allah telah berjanji untuk mengampuni semua dosa para wanita yang melakukan Mutah. '"

(Sumber: Al-Shia.com,
http://www.al-shia.com/html/ara/index.php,
http://www.al-shia.com/html/ara/lib/lib.php?id=4&page=5)


Read More......

Jumat, 05 Juli 2013

Syi'ah agama Sadis


Lihat lah bagaimana penganut syi'ah menyayat kepala seorang anak kecil dalam peringatan Karbala

Maka jangan heran jika mereka (syi'ah) senantiasa membunuh anak-anak orang islam seperti yang terjadi di suriah

Read More......