Kemunculan orang-orang yang berkepentingan duniawi dan dengki terhadap
Islam, dan manusia-manusia yang masuk Islam dengan membawa kepentingan
untuk merusaknya dari dalam menjadi penyebab tersulutnya fitnah besar di
tengah umat Islam yang berujung pada terbunuhnya Khalifah ‘Utsmân
Radhiyallahu anhu dan berkobarnya peperangan-peperangan yang memecah
kesatuan umat. Selanjutnya, timbullah golongan-golongan (sesat) dalam
Islam. Masing-masing golongan berupaya membenarkan pendapat
(ideologi)nya dengan memalsukan hadits-hadits atas nama Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam . Dari situlah, hadits-hadits palsu berkembang.
Tema-temanya pun beragam, di antaranya berisi keutamaan seseorang,
madzhab, wilayah tertentu atau sebaliknya menyerang orang-orang maupun
kelompok tertentu.
SEBAB PEMALSUAN HADITS
Usaha-usaha pemalsuan hadits atas nama Rasûlullâh n didorong oleh
berbagai motivasi dan kepentingan. Di antaranya, bertujuan merusak
aqidah Islam, mencari popularitas, fanatisme madzhab, mengais
penghidupan seperti yang dilakukan oleh qushshâsh (para tukang cerita).
“Pemalsuan hadits yang terjadi, bukanlah fenomena kebetulan yang muncul
tanpa direncanakan. Akan tetapi, merupakan gerakan dengan orientasi
tertentu dan perencanaan yang komprehensif. Gerakan ini memiliki bahaya
dan dampak buruk besar. Di antara dampak buruknya yang langsung mengenai
sekian banyak generasi Islam di banyak negeri, tersebarnya
pendapat-pendapat yang aneh, kaedah-kaedah fiqih yang syadz, dan
keyakinan menyimpang serta pandangan-pandangan yang lucu. Hal-hal yang
menyimpang ini didukung dan dipropagandakan oleh golongan-golongan sesat
dan kelompok-kelompok tertentu…Sering kali hadits-hadits palsu ini
bertentangan dengan akhlak dan akal yang lurus, dan apalagi dengan
Kitabullâh dan petunjuk Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam “.[1]
KAUM SYIAH, GOLONGAN TERDEPAN YANG MEMALSUKAN HADITS
Salah satu langkah yang ditempuh golongan batil untuk mencari pengikut,
yaitu melalui pengadaan hadits-hadits palsu dan menyebarluaskannya di
tengah manusia. Pasalnya, mereka tahu benar bahwa kaum Muslimin sangat
mencintai sunnah (hadits-hadits) Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan
ingin mengetahui lebih mendalam. Selanjutnya, mereka ini (golongan
batil) mereka-reka hadits-hadits (palsu) dan menisbatkannya kepada
Rasûlullâh Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam. Ketika kaum Muslimin
mendengarkannya, umat akan memahami itu merupakan perkataan Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam sehingga menganggapnya sebagai kebenaran.
Padahal sejatinya itu adalah hadits palsu. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam tidak pernah mengucapkan atau melakukannya sama sekali. !
Golongan batil ini tidak hanya berdusta atas Nabi Muhammad Shallallahu
'alaihi wa sallam, akan tetapi juga memalsukan riwayat-riwayat dengan
mencatut nama-nama Ulama Islam yang menjadi teladan bagi umat agar
kebatilan mereka lebih dikenal khalayak.
Kaum Syiah, inilah golongan terdepan yang memalsukan hadits-hadits atas
nama Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam dan yang paling nekat
dalam usaha ini. Mereka sudah terbiasa berdusta dan berbohong. Orang
yang sudah terbiasa berdusta, tidak akan berpikir panjang saat akan
berdusta atas nama Allâh Azza wa Jalla , Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi
wa sallam, apalagi atas nama manusia biasa. Kedustaan-kedustaan itu sama
saja dalam pandangan mereka. Terutama bila tujuan mereka ialah untuk
menyesatkan dan mendangkalkan keyakinan orang di luar kaum Syiah. Apapun
dipandang boleh, demi mencapai tujuan yang diinginkan. Persoalan moral
tidak diperhatikan selama bertujuan mewujudkan langkah yang telah
direncanakan. !!? Kaidah yang mereka tempuh ialah ‘tujuan menghalalkan
segala cara’. Setiap cara apapun –paling buruk sekalipun- akan dipandang
boleh jika merealisasikan tujuan dan mengantarkan mereka menuju target
yang diinginkan.
USHUL KAFI, KITAB RUJUKAN TERPENTING KAUM SYIAH, BERISI RIBUAN HADITS PALSU
Cukuplah Anda tahu bahwa kitab terpenting kaum Syiah, yaitu Ushûl Kâfi
sebagai bukti kedustaan kaum Syiah. Mereka katakan sendiri bahwa kitab
ini memuat ribuan hadits palsu. Seorang Ulama kontemporer kaum Syiah,
at-Tijâni ,mengakuinya sendiri dalam buku yang ia tulis dengan judul Fas
alû Ahladz Dzkir.[2]
Bila sedemikian banyak hadits palsu dalam satu kitab saja, berapa banyak
lagi hadits-hadits yang mereka palsukan di dalam kitab-kitab mereka
yang lain? Bagaimana mungkin buku-buku yang berisi kedustaan seperti ini
dipercaya?
KEUTAMAAN HADITS ZIARAH KUBUR WALI, BUATAN KAUM SYIAH
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menyampaikan bahwa orang
terdepan yang memalsukan hadits tentang disyariatkannya safar (bepergian
jauh) untuk mengunjungi kubur-kubur wali adalah kaum Syiah. Mereka
telah menyebabkan masjid-masjid kosong, dan sebaliknya meramaikan
kompleks makam. Mereka tinggalkan rumah-rumah Allâh Azza wa Jalla
(masjid-masjid) yang menjadi tempat dzikrullâh, sementara makam-makam
wali yang sering kali menjadi tempat praktek perbuatan syirik mereka
agung-agungkan. Padahal al-Qur`an dan Hadits memerintahkan untuk
mengagungkan masjid-masjid, bukan kuburan[3]
ANDIL KAUM SYIAH DALAM MENCORENG SEJARAH ISLAM
Kaum Syiah berkepentingan untuk menyuguhkan sejarah Islam yang buruk di
mata umatnya dan memalsukan hadits. Sahabat-sahabat Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam terkemuka, Abu Bakar Radhyallahu anhu, ‘Umar
Radhiyallahu anhu dan ‘Utsmân Radhiyallahu anhu, mereka bidik dengan
berbagai cacian dan cercaan.
Apabila kita menelaah buku-buku sejarah yang berbicara tentang fitnah,
ternyata riwayat-riwayat yang membekaskan keraguan-keraguan mendalam itu
berpangkal dari empat orang saja: Abu Mikhnaf Lûth bin Yahya,
al-Wâqidi, Muhammad bin Sâib al-Kalbi, putranya Hisyâm bin Muhammad bin
Sâib al-Kalbi. Empat orang ini merupakan tokoh-tokoh yang berjasa dalam
pandangan kaum Syiah. Kitab-kitab kaum Syiah sarat dengan pujian bagi
mereka berempat tersebut.
Dengan ini, dapat diketahui bahwa kaum Syiah termasuk golongan paling berbahaya bagi Islam. Wallâhu a’lam
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 02/Tahun XV/1433H/2012.
Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi
Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196]
_______
Footnote
[1]. Muqoddimah muhaqqiq kitab al-Maudhû’ât karya Ibnul Jauzi
[2]. Hlm. 34
[3]. Iqtidhâ Shirâthal Mustaqîm hlm. 391
itu radio kah kenapa semua nya macam salah ?
BalasHapus